About

Senin, 16 Februari 2015

PAGIT-PAGIT MAKANAN EKSTERIM SUKU KARO

Batak Karo adalah suku asli yang mendiami dataran tinggi Karo. Nama suku ini dijadikan nama kabupaten yang berada di Sumatera Utara yang dinamai Kabupaten Karo. Suku Karo mendiami dataran tinggi karo (karo gugung), Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kota Binjai, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Suku karo juga memiliki bahasa tersendiri yang disebut Bahasa Karo, dan memiliki salam khas, yaitu Mejuah-juah.

Tanah Karo merupakan daerah dataran tinggi yang berada di Sumatera Utara, kira-kira 72 Km dari Medan atau ibu kota provinsi Sumatera Utara, atau sekitar 2 jam perjalanan.

Pusat pemerintahan tanah karo berada di kota Kabanjahe sekitar 15 menit dari kota wisata Berastagi. Tanah Karo tidak hanya memiliki pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk serta penduduk yang ramah, pun juga mempunyai banyak sekali warisan masakan tradisional yang dijaga kelestariannya oleh seluruh masyarakat Karo. Salah satu warisan masakan khas dari Tanah Karo adalah Pagit-pagit atau sering juga disebut dengan nama Trites.

Masakan yang satu ini biasanya dihidangkan pada acara-acara tertentu saja seperti acara syukuran panen raya masyarakat karo atau sering disebut dengan pesta kerja tahun atau Merdang Merdem. Pesta kerja tahun ini biasanya dilakukan sekali setahun, setelah masyarakat karo selesai melakukan panen padi. Untuk melengkapi acara ini biasanya menghidangkan masakan pagit-pagit tersebut.

Bahan utama pembuatan pagit-pagit ini diambil dari rumput yang ada di lambung sapi saat disembelih. Tapi jangan salah, rumput ini belum jadi kotoran karena rumput ini diambil bukan dari usus besar sapi, kerbau atau kambing melainkan rumput ini masih segar karena ketika kerbau atau sapi memakan rumput maka rumput yang baru dimamah di mulut sapi, kerbau atau kambing akan ditelan dan dimasukan kedalam lumbung penyimpanan (perut besar) dan kemudian akan dimamah kembali, baru rumput tersebut akan dimasukan kebagian pencernaan.
Proses pengambilan bahan Utama pembuatan Pagit-pagit/Terites
Rumput yang terdapat pada lambung sapi diambil dan diperas dengan mengunakan kain tipis. air perasan rumput tersebutlah yang dijadikan bahan utama untuk membuat makanan pagit-pagit ini. Air perasan dari rumput tersebut kemudian direbus 2-3 jam perebusan untuk menghasilkan kaldu. Kaldu yang dihasilkan dari perebusan masih berbau amis, jadi untuk menghilangkan bau amisnya, biasanya rebusan kaldu ditambahkan dengan kulit pohon cingkam (red-karo) dan ditambah susu segar.
Rumput yang masih segar didalam Lambung Lembu/Kambing bahan utama Masakan Khas Karo ini
  
Masakan Pagit-pagit ini biasanya dimasak dengan jeroan, tulang lembu, kerbau, kambing atau kikil dan biasanya dicampur juga dengan daun ubi, rimbang untuk menambah kelezatanya. Sedangkan untuk bumbu-bumbunya, cabai, bawang, serai, jahe, asam yang cukup banyak, rimbang, daun jeruk purut dan lainya.
Babat Lembu atau Kambing menjadi pelengkap yang wajib pada masakan Pagit-pagit/ Terietes agar menambah cita rasa yang enak

Tidak semua orang karo bisa memasaknya,, biasanya yang memasak makanan ini diperlukan keterampilan khusus karena tidak jarang jika dimasak oleh yang bukan ahlinya masih berbau amis yang menyengat.
Tulang Lembu atau Kambing campuran yang wajid untuk memperkaya rasa masakan ini

Kikil juga salah satu campuran masakan khas Karo ini
Saat pertama kali melihat masakan pagit-pagit, makanan ini tidak terlalu menarik, warna kaldu dan aromanya membuat orang enggan mencicipinya. Namun, pagit-pagit ini memiliki cita rasa tersendiri dan biasanya orang akan ketagihan untuk mencicipinya kembali. Selain itu kandungan tanin pada pagit-pagit berkhasiat mengobati penyakit maag dan melancarkan pencernaan.

 Makanan ini bukanlah makanan yang mudah diolah dan didapatkan sehingga keberadaannya pun sangat langka. Anda bisa mengunjungi langsung Tanah Karo atau berkunjung ke rumah makan khas Karo di kota anda yang memang menyediakan masakan ekstrim ini.

 Yang mau mencoba memasak masakan khas karo ini di rumah bisa mempersiapkan bumbu dan bahan seperti  trites 2 kg, usus/cincang ½ kg, tulang kerbau, daging lembu atau kambing 1 kg, kulit cingkam secukupnya, kikil 1 kg, kelapa 2 butir, daun jeruk purut 5 lembar, serai 3 biji, cabe besar secukupnya (menurut selera), cabe rawit secukupnya (menurut selera), bawang putih 6 siung, bawang merah 6 siung, kunyit 1 butir (agak besar), jahe seruas jari, kemiri 20 buah, asam patikala 15 buah (as arias), garam secukupnya, rimbang secukupnya, daun ubi secukupnya danyang terakhir untuk menambah cita rasanya, tomat 3 buah.


Cara membuatnya, trites dicampur dengan air sebanyak  1 gelas, lalu diperas, sisihkan ampas dari airnya. Air perasan ini yang akan dipakai, setelah itu ampas yang sudah disisihkan tadi dicampur lagi dengan air putih lalu diperas kedua kalinya, lalu ampas sisa perasan bisa dibuang. Air hasil perasan tadi disaring dengan kain kasa yang bersih dan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah untuk dimasak (di Karo biasa dibuat kudin taneh) lalu dimasak di api hingga mendidih

Selanjutnya masukkan cabe, jahe, kunyit dam bumbu-bumbu lainnya. Setelah mendidih masukkan daging, tulang dan kikil, tunggu sampai masak. Setelah daging, tulang dan kikil matang masukkan daun ubi dan rimbang, masukkan santan kelapa dan tomat. Tunggu sampai mendidih. Setelah mendidih pagit-pagit siap untuk disajikan. Selamat mencoba.

10 komentar:

  1. keren bang
    dari northsumatravisit.blogspot.com

    BalasHapus
  2. lama rasanya tidak menikmati masakan ini, terakhir waktu masih SD ketika masih tinggal di Tanah Karo sekitar 20an tahun yang lalu. Bulang (kakek) saya pintar masak pagit-pagit :).
    Saya tidak pernah menemukan masakan ini di Jakarta. Kangen sama aroma khas pagit-pagit....

    Terimakasih ulasannya, mengobati sedikit rasa rindu yg mendalam pada tanah karo beserta isinya :)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. SUDIRMAN SCBD THAMRIN KUNINGAN ONLY - mungkin bukan yang asli tapi boleh lah mirip mirip http://www.bekalku.com/product/daging-bumbu-pagit-pagit/

    BalasHapus
  5. Mejuah - juah bang,
    Aku Yesica anak teknologi pangan IPB, mau bikin essay tentang terites nih bang, kebetulan mamak kalak karo jadi terinspirasi sendiri gitu. Hehehe
    Boleh lah bang bagi - bagi jurnal, atau tulisan ilmiah tentang makanan khas yg satu ini. Makasih bang

    BalasHapus
  6. mending makan daging nya aja... lebih lumrah daripada harus makan rumput yang udah didalam perut sapi.... aduhhh...ga kebayang gimana tuh rasanya...mual dah nih perut

    BalasHapus
    Balasan
    1. awalnya saya juga enggan makannya mas, tp begitu dicicipi diluar dugaan rasanya, mantap euy

      Hapus
  7. terakhir makan masa SMA, rasanya masih teringat dilidah
    masakan mahakarya neh

    BalasHapus
  8. Mejuah juah..ula lupa kita Kalak Karo ..seri pengakap dilahta.trites mantap

    BalasHapus